Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI)
Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan

Berdasarkan surat penetapan oleh Direktur Sumber Daya, Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kemendikbudristek nomor 1955/E4/KK.01.01/2021 pada tanggal 11 Juli 2021 dan diperbaharui lagi dengan nomor 0001/E4/DT.04.01/2024 pada tanggal 1 Januari 2024, Universitas Hasanuddin kembali ditunjuk sebagai institusi penyelenggara Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) dan Applied Approach (AA). Penunjukan ini merupakan langkah penting dalam memenuhi kriteria yang dibutuhkan untuk Sertifikasi Pendidik bagi Dosen, yang menegaskan peran Universitas Hasanuddin dalam meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di lingkungan akademik.

Untuk memajukan kualitas pendidikan dan profesionalisme dosen di universitas, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia telah menginisiasi sebuah program pelatihan khusus. Program ini, yang dikenal sebagai Pelatihan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI), dirancang untuk meningkatkan keahlian instruksional para dosen. Pentingnya partisipasi dosen dalam program ini tidak dapat diabaikan, mengingat pelatihan ini berlangsung selama enam hari kerja penuh, menawarkan kesempatan berharga bagi dosen untuk mengasah dan memperluas kemampuan mengajarnya.

Strategi pelaksanaan Pelatihan Pekerti meliputi metode ceramah, diskusi, kerja individual dan kerja kelompok. Pelatihan PEKERTI terdiri atas waktu penyajian/ceramah 40% dan 60% tugas individual/mandiri untuk peserta dengan bimbingan fasilitator secara intensif. Beberapa topik yang akan diberikan selama pelatihan PEKERTI, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Orientasi PEKERTI

Materi dalam Orientasi Pelatihan Pekerti mencakup penjelasan mengenai penetapan strategi yang berfokus pada analisis strategis, pengenalan paradigma baru dalam sistem pendidikan, peningkatan relevansi dan kualitas pendidikan, serta dampaknya terhadap peran serta tugas dosen dalam mencapai pemerataan pendidikan tinggi. Ini dirancang untuk memberikan pandangan komprehensif tentang bagaimana strategi-strategi tersebut diterapkan dalam konteks pendidikan tinggi saat ini.

2. Pendidikan Sebagai Sistem

Topik ini membahas tentang konsep pendekatan sistem, termasuk interaksi antara sistem dengan suprasistem dan subsistemnya. Materi ini menjelaskan bagaimana Pendidikan Nasional Indonesia dan Pendidikan Tinggi dianggap sebagai sistem terpisah. Pembahasan diperluas untuk memahami bagaimana kedua sistem tersebut saling berhubungan dan berinteraksi dalam lingkup yang lebih besar dan lebih kecil, memberikan perspektif komprehensif tentang struktur dan fungsi mereka dalam konteks pendidikan.

3. Implementasi Softskill dalam pembelajaran

Disediakan beberapa modul untuk membahas topik ini. Pembahasan materi ini menekankan bahwa kemampuan teknis akademis atau hard skills menjadi lebih efektif ketika dilengkapi dengan kemampuan intrapersonal dan interpersonal, atau soft skills. Penguasaan soft skills meningkatkan proses pembelajaran, yang alami bergerak dari memahami konsep-konsep konkret menuju pemahaman yang lebih abstrak. Ini menggarisbawahi pentingnya integrasi antara kemampuan teknis dan kemampuan untuk berkomunikasi serta berinteraksi secara efektif dalam konteks pendidikan dan pembelajaran.

4. Teori Belajar

Untuk tema ini, disediakan beberapa modul. Materi Teori Belajar yang memfokuskan pada teknik-teknik mengajar yang efektif, menjadi sangat esensial untuk dikuasai oleh para dosen dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Materi ini mengulas berbagai strategi yang dapat diimplementasikan dalam pengajaran, sehingga tidak hanya memperkaya pengalaman belajar mahasiswa tetapi juga meningkatkan efektivitas transfer pengetahuan. Ini mendukung dosen dalam menghadirkan sesi pembelajaran yang lebih interaktif dan responsif terhadap kebutuhan belajar mahasiswa.

5. Teori Motivasi belajar

Topik ini menguraikan persamaan dan perbedaan dari teori-teori belajar seperti tingkah laku, kognitif, humanistik, dan sibermetik berdasarkan aspek makna belajar, prosesnya, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing. Selain itu, topik ini juga menekankan pentingnya belajar seumur hidup sebagai sarana untuk mengenali diri sendiri dan menyoroti pendidikan yang fokus pada pemecahan masalah serta aplikasi praktis. Ini mendorong pemahaman mendalam tentang berbagai pendekatan pembelajaran dan aplikasinya dalam pendidikan yang berkelanjutan dan terfokus pada pengembangan diri serta keterampilan praktis.

6. Penentuan Capaian Pembelajaran

Materi ini bertujuan untuk menjelaskan hal-hal yang diharapkan untuk diinternalisasi dan dikuasai oleh peserta didik—baik itu berupa teori dan konsep maupun keterampilan praktis—setelah mereka menyelesaikan sebuah periode belajar tertentu. Capaian pembelajaran merujuk pada kemampuan yang diperoleh mahasiswa melalui proses internalisasi yang meliputi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, serta pengalaman kerja yang terakumulasi, dengan tujuan untuk mempersiapkan mereka menghadapi berbagai situasi dalam kehidupan nyata.

7. Analisis Desain Pembelaajran (Desain kompetensi mata kuliah)

Dalam materi ini, kita akan membahas tentang pengidentifikasian keseluruhan kompetensi pada tingkat sub-CPMK yang perlu dikuasai oleh mahasiswa. Ini meliputi penentuan urutan materi pembelajaran dan menetapkan titik start dari proses belajar, termasuk menilai perilaku dan kompetensi dasar yang sudah dimiliki oleh mahasiswa sebelum memulai pembelajaran. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap mahasiswa mendapat dasar yang kuat sebelum memasuki tahapan pembelajaran yang lebih lanjut dan kompleks.

8. Penyusunan Rubrik (Metode Pemberian Tugas)

Materi ini menguraikan peran dosen dalam merencanakan, memfasilitasi, dan mengevaluasi tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa. Selain itu, akan dibahas pula metode dalam menyusun teknik penilaian, termasuk penentuan tugas spesifik, indikator penilaian, serta kriteria penilaian, dengan penjelasan tambahan tentang cara membuat rubrik penilaian. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses penilaian dapat dilakukan secara objektif dan transparan, memfasilitasi peningkatan kualitas pembelajaran dan pencapaian kompetensi mahasiswa.

9. Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

Materi ini memaparkan RPS sebagai dokumen penting yang merancang pembelajaran semesteran, memberikan arahan bagi mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang spesifik. RPS, yang dikembangkan sesuai dengan kebijakan Permendikbudristek nomor 53 tahun 2023, berfungsi sebagai panduan komprehensif untuk kegiatan akademik selama satu semester, memastikan keselarasan program dengan standar pendidikan terkini.

10. Bentuk dan Metode Pembelajaran

Materi ini memberikan rincian tentang variasi bentuk dan metode pembelajaran inovatif yang dirancang untuk memperkaya proses pendidikan. Peserta didik akan diajarkan cara memilih strategi pembelajaran yang paling efektif dan metode yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran spesifik di setiap sesi kuliah. Selain itu, semua bentuk dan metode pembelajaran yang diterangkan dijamin akan sesuai dengan standar terbaru yang ditetapkan oleh Permendikbudristek nomor 53 tahun 2023, menjamin pendekatan yang relevan dan terkini dalam pendidikan.

11. Metode Pembelajaran Inovatif

Materi ini memberikan uraian tentang ragam metode pembelajaran inovatif yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan dosen dalam merumuskan dan melaksanakan strategi pembelajaran. Ini termasuk pendekatan baru yang dapat meningkatkan efektivitas pengajaran dan pembelajaran, serta memfasilitasi pengalaman belajar yang lebih kaya dan lebih menarik bagi mahasiswa.

12. Dasar-Dasar Komunikasi dan Ketrampilan Dasar Mengajar

Materi ini menyoroti pentingnya Komunikasi Pembelajaran dalam rangka meningkatkan standar pendidikan dan secara tidak langsung, kualitas sumber daya manusia secara keseluruhan. Dalam konteks ini, diidentifikasi delapan keterampilan mengajar fundamental yang wajib dimiliki oleh dosen, antara lain: kemampuan dalam bertanya, memberikan penguatan, menciptakan variasi dalam pengajaran, menjelaskan materi dengan jelas, efektif dalam membuka dan menutup sesi pembelajaran, memandu diskusi kelompok kecil, mengatur kelas, serta efektif dalam mengajar baik secara kelompok maupun individu.

13. Team Teaching

Materi ini menyoroti pentingnya Komunikasi Pembelajaran dalam rangka meningkatkan standar pendidikan dan secara tidak langsung, kualitas sumber daya manusia secara keseluruhan. Dalam konteks ini, diidentifikasi delapan keterampilan mengajar fundamental yang wajib dimiliki oleh dosen, antara lain: kemampuan dalam bertanya, memberikan penguatan, menciptakan variasi dalam pengajaran, menjelaskan materi dengan jelas, efektif dalam membuka dan menutup sesi pembelajaran, memandu diskusi kelompok kecil, mengatur kelas, serta efektif dalam mengajar baik secara kelompok maupun individu.

14. Pengukuran CPL

Materi ini menjelaskan tentang konsep penilaian formatif dan sumatif, termasuk tes dan pengukuran hasil belajar. Dibahas juga perencanaan dan konstruksi tes objektif dan uraian, termasuk etika, administrasi, pengolahan, dan analisis tes. Dua sistem penilaian, Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP), dibedakan berdasarkan pendekatan dan orientasi. Analisis butir tes mencakup evaluasi kesukaran soal, daya beda, dan efektivitas pilihan, untuk meningkatkan kualitas soal dan menyusun bank soal. Materi ini penting untuk memahami berbagai aspek penilaian dalam pendidikan.

15. Micro-teaching

Setelah menyelesaikan pelatihan PEKERTI, diharapkan para peserta mampu meningkatkan kualitas kegiatan instruksional mereka dalam proses pembelajaran sesuai dengan hasil yang diinginkan. Karena itu, peserta akan terlibat pada sesi micro-teaching dengan output sebagai berikut:

  1. menyusun despkripsi capaian pembelajaran minimal pada mata kuliah yang diampunya (CPMK dan sub-CPMK)
  2. membuat Analisis Desain Pembelajaran untuk mata ajaran yang diasuh;
  3. membuat RPS untuk mata ajaran yang diasuh;
  4. menyusun indikator penilaian, teknik penilaian dan kriteria serta insturmen penilaian pada mata ajaran yang diasuh;
  5. menyusun laporan hasil pengukuran CPL pada mata kuliah yang diasuh;
  6. Laporan Tugas Akhir

Peserta akan menyusun laporan akhir yang akan menjadi bukti penguesaan teori dan keterampilan Instruksional. Selama masa pembimbingan (kurang sebulan setelah pelatihan), peserta akan didampingi oleh fasilitator.

17. Sertifikat Pelatihan

Sertifikat diberikan kepada peserta yang telah memenuhi persyaratan kelulusan, yaitu:

NOBENTUK PENILAIANBOBOT
1Aktifitas peserta pelatihan15%
2Capaian CP (Selected modul)15%
3Praktik mengajar30%
4Laporan akhir40%
TOTAL100%

Sertifikasi sangat bergantung pada penyelesaian tugas dan kualitas tugas peserta. Sertifikat akan langsung diunggah ke Sister peserta PEKERTI.

18. Pendaftaran

Terkait perihal tersebut diatas, Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan (LPMPP) Universitas Hasanuddin membuka kesempatan bagi Tenaga Pendidik (Dosen) yang berminat menjadi peserta pada Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) untuk mendaftarkan diri DISINI